Minggu, Oktober 18, 2009

Cerita Papua, Bagian Awal, Wamesa

Saya beruntung memiliki kesempatan untuk menjelajah ke pulau paling timur di Indonesia, Papua. Lebih spesifik adalah Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Tujuan saya ke Tl. Bintuni sejatinya bukan untuk jalan-jalan namun kerjaan selama 1 bulan lebih.



Untuk mencapai Tl. Bintuni, dari Jogja naik pesawat (Merpati) ke Makassar. Hampir semua penerbangan menuju Indonesia timur singgah di Makassar. Lalu perjalanan dilanjutkan menuju Sorong, Papua Barat dengan Merpati. Sorong merupakan kota terbesar kedua di pulau Papua setelah Jayapura. Ada banyak pusat perbelanjaan yg dapat ditemui di Sorong. Penduduknya pun ramai baik oleh warga lokal maupun pendatang. Kalau kebetulan kalian mampir di Sorong, maka yang tak boleh dilewatkan adalah makan malam di Tembok Berlin. Eh, jangan salah sangka dulu. Tembok Berlin Sorong bukanlah tembok tebal seperti tembok yang dulunya membagi Jerman menjadi dua negara, namun Tembok Berlin Sorong adalah sebuah kawasan tepi pantai yang banyak menjual aneka makanan laut, mulai dari ikan-ikan, kepiting, cumi dan lainnya. Nah, untuk makan malam di Tembok Berlin, saya memesan Kepiting Goreng Saus, harga IDR 35 ribu tapi dengan porsi yang amat sangat besar. Benar-benar membuat saya mandi peluh karena rasanya dan ukurannya yang maknyus. Selama dua hari di Sorong saya menginap di Hotel Mariat (hotel paling besar di Sorong) yang terletak tidak jauh dari bandara Domine Eduard Osok, Sorong dengan tarif kamar IDR 350 ribu semalam untuk double bed. Perjalan kemudian dilanjutkan menuju Kec. Babo Teluk Bintuni dengan menggunakan kapal laut Fajar Mulia selama lebih kurang 27 jam. Waktu normal perjalanan sebenarnya adalah 19 jam, namun karena di perairan Tanjung Sele gelombang laut sangat tinggi dan tidak mungkin untuk meneruskan perjalanan dengan kondisi kapal yang hampir terbalik, maka kapten kapal memutuskan untuk meminggirkan kapal ke tepi selama 1 malam. Jam 12 malam, kapal akhirnya merapat ke dermaga Babo. Babo bukanlah ibu kota kabupaten Teluk Bintuni, namun sejak perusahan British Petroleum membangun base campnya di kecamatan ini, maka kawasan Babo menjadi ramai dan kerap menjadi tempat persinggahan bagi para pelancong yg hendak melanjutkan perjalan ke Ibu Kota Kabupaten atau ke kecamatan-kecamatan lainnya.
Tujuan saya adalah Distrik Wamesa yang hanya bisa ditempuh dengan menggunakan long boat (perahu kecil tapi panjang yg terbuat dr pohon yang dicukil bagian tengahnya). Dan perjalan ke Kampung Idoor, Ibu Kota Distrik (orang di sini menyebut kecamatan dengan distrik) Wamesa ditempuh dalam waktu seharian, melewati daerah rawa, muara, pinggir laut, rawa-rawa yang sangat sempit. Berangkat dari Babo jam 8 pagi dan baru sampai di Kampung Idoor selepas magrib. Perjalanan di atas long boat benar-benar menguras tenaga dan banyak keberanian, karena pada saat akan mencapai muara ada hujan yg cukup besar sehingga saya dan empat orang teman saya basah kuyup dan menggigil kedinginan. Life Jacket menjadi asesori yang paling kami andalkan.
Walaupun masih dalam kabupaten yg sama, Babo dan Wamesa, dua kecamatan yang tepisah oleh rawa-rawa dan laut tersebut memakan waktu 10 jam. Dengan keadaan yang teramat lelah, akhirnya kami sampai di Kampung Idoor. Di jetty (dermaga kecil) beberapa warga terlihat ramai berkumpul karena kedatangan kami. Dan untuk pertama kalinya saya melihat wajah-wajah orang-orang Papua pedalaman. Mereka kelihatan sangat ingin tahu siapa tamu mereka ini. Ya, mungkin kami kelihatan ganjil bagi mereka. Kami berlima yang memakai life jacket, mantel warna kuning dan merah, tas-tas ransel yang besar, dan 100 liter bensin.




Sempat terpikir bahwa kedatangan kami tidak disenangi dan mereka kemudian akan mengusir kami dengan tombak, namun keadaan justru sebaliknya, ketika sampai kami disambut dengan baik oleh perangkat distrik dan warga, dan selama di sana kami menginap di rumah sekretaris distrik, Bapak Yan Torembi yang baik hati. Tak ada listrik, tidak ada kamar mandi, tidak masalah.

1 yg ikut nimbrung:

morishige mengatakan... @ 21 Oktober 2009 pukul 03.02

oh, seperti itu ya longboat yang katanya bernama Johnson itu...?? :D

btw, nice pics. berarti memori kamera masih bisa diselamatkan ya? hehe..

Posting Komentar