Selasa, Desember 23, 2008 |
Postingan Setengah Tiang |
Apa yang kamu bayangkan dengan sebuah mawar yang indah di tepi jalan? Punya orang. Dan kau merasa menjadi sangat manis dan feminim serta imut dengan mengatakan "aku ingin bunga itu,,,ia cantik,,,petikkan untukku". Yah, dengan tampang imutnya perempuan itu menebar candu dalam jarak sekian ratus meter. Dan yang jadi korban kali ini lelaki bingung yang dengan rela hati memetikkan bunga itu untuk sang perempuan. Ah, aneh kubilang. Kau menyukai bunga itu tapi membiarkannya kemudian mati terpisah dari batang dan daun serta akar yang selama ini menghidupi mawar itu. Kau suka mawar itu tapi tak segan memetiknya untuk sementara kau peluk dan kemudian kau cabik kelopaknya satu-satu seperti dalam sinteron wagu itu. Betapa absurd makna "menyukai" yang digunakan. Menyukai kemudian lekat maknanya dengan merampas dan memilikinya. Aku menawarkan jalan keluar pada mawar malang itu yang karena telah terlambat, kini ia terjerat ditangan mungil perempuan itu: "Difoto aja, gak usah dipetik!" kubilang. lalu dia menjawab, "ah kau memang tak mengerti keindahan!"
4 yg ikut nimbrung:
hahaha...
belum tau dia the beuty of photography...
mengeksekusinya dengan kamera justru membuat keindahanya kekal...
ya gak bro?
wah piye ki, futsal kita kok mandek y?lemak semakin tertimbun padahal...
Yayaya... de... ade... sang pengagum keindahan, sudah saatnya kata 'suka' yang direproduksi dari sinetron2 direproduksi
maksudku didekonstruksi itu kata 'suka' nya... bukan direproduksi lg hehehehe
@ Rifkie: Yuk futsal. sms aja and I will come hehe
@ Tiwi: Bener wik, banyak hal yg harus didekonstruksi....halah
Posting Komentar