Senin, November 03, 2008

Susahnya lulus dari UGM

Ada anekdot menarik:
Kalo di UGM masuknya susah lulusnya juga susah

Saya bukannya hendak berapologi terhadap "kemalasan" saya sendiri, namun begini, di UGM, terutama di jurusan saya sangat tidak gampang bagi mahasiswa untuk lulus dengan cepat (salut bagi yang bisa ngebut). Dalam menyelesaikan skripsi ada beberapa hal yang harus dilakukan oleh seorang mahasiswa Gadjah Mada:
1. Pada semester enam, semua mahasiswa harus mengambil mata kuliah wajib "Metode Penelitian Administrasi Negara" dan output dari mata kuliah ini adalah berupa proposal penelitian dan pada awal semester tujuh (ketika mahasiswa selesai KKN selama dua bulan), maka bagi yang beruntung dan proposalnya dianggap "layak" akan segera mendapatkan dosen pembimbing. Dan bagi yang belum, harus mengulang pembuatan proposalnya untuk kemudian diserahkan kembali ke jurusan agar segera mendapatakan dosen pembimbing. Nah, apabila ketahuan plagiat maka mahasiswa bersangkutan wajib mengulang mata kuliah MPAN selama satu semester. Bukankah seharusnya cepat, karena pada semester tujuh sudah dapat dosen pembimbing? Permasalahannya adalah mahasiswa harus mengulang lagi proses dari awal yakni, meminta surat ke jurusan mengenai kesediaan dosen bersangkutan untuk membimbing skripsi, dan yang kedua adalah kerap penilaian proposal kita yang dilakukan oleh dosen pengampu mata kuliah berbeda dengan dosen pembimbing kita. Beberapa teman saya mendapat skor A untuk proposalnya dan ketika ia (yang dengan Pedenya) menghadap dosen pembimbing malah mendapat kejutan berupa proposal yang dianggap rubbish. Hasilnya ya mengulang dari awal.
2. Syarat lulus berikutnya adalah mahasiswa harus membuat dua review dari pidato guru besar jurusan di tiap awal semester. Satu kali tiap satu semester. Nah, jika syaratnya adalah dua review maka perlu satu tahun bagi mahasiswa untuk menyelesaikan tugas "aneh" ini.
3. Syarat ketiga adalah, mahasiswa yang akan ujian skripsi harus membuat review minimal dua mahasiwa lainnya yang menjalani ujian skripsi atau ujian proposal. Nah, ini yang kerap bikin gaduh, karena tempat yang terbatas maka banyak mahasiswa yang rebut-rebutan kursi dengan cara membooking duluan kepada mahasiswa yang akan ujian. Selain itu, ini juga merupakan beban mental bagi mahasiswa yang berniat ujian, karena dengan disaksikan sekitar tujuh mahasiswa lainnya plus tiga orang dosen penguji, tentu suasana ujian menjadi semakin mencekam.


Makanya, mending jangan ceritakan progress skripsimu ke mahasiswa lain supaya pas ujian ga ada yang iseng merekam presentasi kita yang berantakan dan "amukan" dosen yang kerap bikin telinga jadi keluar nanah. Enaknya, tau-tau dah lulus aja.

3 yg ikut nimbrung:

Bocah Bagus Kaya Irus mengatakan... @ 4 November 2008 pukul 22.26

telinga keluar nanah???periksain ke dokter THT de..tampah parah ntar lo...

Anonim mengatakan... @ 6 November 2008 pukul 15.53

lulus itu masalah pilihan kok...hehehehe
buktinya dah buat banyak skripsi g lulus juga orangnya ...padahal skripsina dah lulus dan dapet A
[^^]

btw blog roll ku pakai yang ceritaciel.wordpress.com atau unjukgigi.wordpress.com aja yah....

nn. 05 mengatakan... @ 6 Januari 2013 pukul 13.39

betul2. ini sopo ya?saya mahasiswa purba ni yg blm lulus dari an akibat smstre akhir belum mereview pidato awal semester, wkwk

Posting Komentar